Sejarah mencatat bahwa sebelum 1964,
daerah Lampung masih bergabung dengan Sumatera Selatan. ibu kota Lampung berjarak
±374 Km dari Palembang, kedua kota dihubungkan oleh jalan raya
dan jalur kereta api. Melihat itu, tidak heran jika pertautan kedua wilayah ini
begitu erat, termasuk soal budayanya. Bukti nyata lain terlihat dari keseharian
sebagian penduduk Lampung yang bertutur bahasa Palembang. Masyarakat Palembang
di Lampung membawa serta beberapa produk kebudayaannya seperti kuliner dan
songket. Jika lama tinggal di Lampung, anda pula akan menemui bahwa tekwan dan
pempek jadi sajian wajib di tiap hajatan.
Kota saya juga memiliki banyak kedai makanan khas wong kito yang menyediakan aneka pempek, tekwan, kemplang, pepesan,
dan pindang. Dijamin kalian tidak bakal repot bila ingin mencicipi selera
Palembang atau sekedar mencari buah tangan. Ini adalah rekomendasi beberapa
tempat yang bisa anda kunjungi:
Pempek Tenda Biru
Pempek Tenda Biru Cab. Kyai Maja
Warung pempek yang pertama saya
kunjungi ini berada di Jln. Kyai Maja no. 40, Way Halim. Tenda Biru bermula
dari sebuah warung pempek kecil di halaman samping rumah di Jln. Urip Sumoharjo
dekat rel pada sekitar 2006. Dinamai Tenda biru karena dulunya warung ini dinaungi
terpal biru. Tenda Biru sampai sekarang sudah memiliki tiga cabang, di
antaranya terletak (1) di Jln. Z.A. Pagar Alam no. 57; (2) Jln. Kyai Maja no.
40; (3) Jln. Tamin no. 51. Cabang Tenda Biru di Kyai Maja terbilang bagus
karena tempatnya teduh serta parkirnya pun luas. Tenda Biru biasanya ramai saat
liburan atau kira-kira di atas pukul 16:00 di hari biasa. Sesekali, bus
rombongan dari luar kota seperti Bandung mampir ke sini untuk makan. Menu Tenda
Biru relatif lengkap, anda bisa mengeceknya di website resmi sebelum ke sana. Tenda
Biru sering menerima pesanan pempek untuk hajatan. Tenda Biru juga melayani pesanan
pempek hingga Jakarta, Bandung, dan Bogor. Cabang Tenda Biru di Kyai Maja ini
hanya sebagai kedai penjualan sedangkan, lokasi produksi ada di tempat lain.
Saat di sana saya memesan model,
pempek telur, kulit, adaan, es kacang merah, dan srikaya. Berikut, sedikit
ulasannya:
Cuka
Cuka Tenda Biru
Cuka adalah
kuah yang terbuat dari campuran air, gula merah, gerusan ebi, bawang putih, cabai,
dan asam jawa. Cuka Tenda Biru agak pekat, berwarna gelap, sedap, cukup pedas,
dan punya rasa kuat. Cuka Tenda Biru bisa tahan dua hari di luar kulkas. Cuka
adalah pembeda produk Tenda Biru dengan kompetitornya. Cuka Tenda Biru disediakan
di meja dalam sejenis botol minum polimer.
Pempek Kecil
Pempek Kecil Pempek Tenda Biru
Pempek telur,
kulit, pistel, keriting, lenjer, dan adaan adalah tipe pempek kecil. Tekstur
pempek Tenda Biru lembut dan empuk dengan komposisi rasa yang seimbang. Pempek
Tenda Biru digoreng dalam waktu yang cukup sehingga tidak terlalu kering dan
garing. Warna pempek Tenda Biru yang menggoda bakal makin cantik setelah diguyur
cuka. Pempek Tenda Biru memakai campuran beberapa ikan sebagai bahan baku.
Ketika dimakan bersama, rasa pempek Tenda Biru cenderung didominasi kesedapan cukanya.
Model
Model Pempek Tenda Biru
Model adalah
pempek dalam ukuran lebih besar yang dinikmati bersama kuah, bukan cuka. Model
diolah dengan cara direbus lalu digoreng yang kemudian diiris sedikit supaya
agak merekah dan disajikan dalam kuah kaldu hangat. Model biasanya berisi tahu
atau telur. Model Tenda Biru ketika dihidangkan dibubuhi gilingan ebi di
atasnya. Tekstur model Tenda Biru sangat empuk dan sedikit kenyal. Porsi model
di sini juga relatif dapat mengganjal perut. Kuah model Tenda Biru berisi soun,
sedikit daun bawang, dan cacahan timun. Kuah ini rasanya asin-asin sedap dan
amat menonjol bahkan ketika dimakan bersama model.
Es Kacang Merah
Es Kacang Merah Pempek Tenda Biru
Sebagai
penghilang dahaga saya memilih es kacang merah khas Palembang. Kudapan ini
terbuat dari campuran santan, gula pasir, kacang merah yang sudah direbus, gula
jawa, dan serutan es plus sedikit susu kental manis ketika penyajiannya.
Rasanya segar, manis, dan enak—terutama kacang merahnya yang empuk serta saat
dikunyah mengeluarkan sari gula. Es kacang merah di Tenda Biru dihidangkan
dalam mangkok. Es kacang merah ini mampu mendinginkan tenggorokan dari
hangatnya kuah model serta menetralisir pedas setelah melahap pempek.
Srikaya
Srikaya Pempek Tenda Biru
Cemilan
hijau ini baik dijadikan santapan penutup. Terbuat dari campuran telur, santan,
pandan, dan gula—cocok dinikmati bersama ketan. Disajikan dalam cangkir kecil
lengkap dengan sebuah sendok plastik mungil. Srikaya Tenda Biru rasanya legit
dan kentara telurnya. Tekstur srikaya Tenda Biru seperti agar-agar. Ketika
dimakan bersama ketan, rasa panganan ini jadi unik. Kita tidak akan lagi fokus
ke manisnya srikaya namun, mulai sedikit mengecap gurihnya ketan. Saya baru
pertama kali mencicip kue basah ini dan langsung suka.
Kesimpulan saya pempek Tenda Biru,
baik yang disajikan dengan kuah kaldu maupun cuka, lumayan enak, agak kenyal,
dan empuk. Harga yang dipatok pun cukup terjangkau. Jika mencicip beberapa kudapan
di sini berturut-turut (seperti srikaya, es kacang merah, dan pempek) anda akan
tahu bahwa perpaduan rasa legit, asin, pedas, asam, dan gurih mereka harmonis.
Ini menandakan hidangan-hidangan di Tenda Biru dibuat dalam satu selera yang
sama. Kalian bisa datang ke sini sekali-kali jika ingin mencoba.
Pempek 88
Pempek 88
Jalan-jalan saya lanjutkan dengan
mengunjungi tempat kedua yaitu kedai Pempek 88 yang terletak di Jln. Salim
Batubara, Kupang Teba, Teluk Betung Utara. Sepanjang Salim Batubara anda akan
menemui banyak warung pempek yang uniknya hampir semua dinamai dengan nomor.
Saya tertarik mampir ke Pempek 88 karena pempek di sini terbuat dari ikan
Belida. Konon Belida adalah ikan yang paling ideal untuk dibuat pempek. Saya di
sini juga tertarik mencoba pempek panggangnya. Karena sebelumnya, saya tidak
pernah makan pempek panggang berbahan ikan kelas wahid seperti di Pempek 88.
Warung Pempek 88 memiliki fasilitas
parkir yang memadai. Ketika memasuki halaman anda bakal melihat deretan meja
dengan kursi-kursi plastik di dalam; tempat memanggang pempek di pelataran
kiri. Pada tembok dekat kasir anda dapat pula melihat papan biru besar yang menghadap
ke luar bertuliskan “ASLI BELIDA”. Setelah
memesan anda bakal disuguhi teh tawar hangat yang diantar langsung ke meja.
Pempek 88 tiap minggunya senantiasa mendapat pesanan untuk acara hajatan. Semua
pempek di sini laris kecuali pempek pistel. Pempek 88 juga biasa melayani
pesanan dari Jakarta.
Sewaktu di sana saya memesan
lenggang goreng, kapal selam, dan pempek panggang. Berikut, sedikit ulasannya:
Cuka
Cuka Pempek 88
Cuka Pempek
88 cenderung lebih encer, warnanya cokelat tua, saat ditenggak rasanya pedas
menyengat, sedikit manis, sedap, dan kurang terasa asamnya. Jika diperhatikan
anda bakal melihat cukup banyak serpihan cabai di dalamnya. Cuka di Pempek 88
diwadahi dalam botol beling berwarna gelap.
Pempek Panggang
Pempek Panggang Pempek 88
Pempek
panggang disajikan bersama sambalnya yang berwarna cokelat gelap yang terbuat
dari campuran cabai, kecap, dan ebi. Pertama kali mencicipi pempek panggang Belida
Pempek 88 saya bingung. Sebab pada umumnya pempek panggang itu agak keras
kulitnya dan kenyal di dalam. Sedangkan pempek panggang di sini teksturnya dari
kulit sampai ke dalam lunak mirip kue moci. Tapi, ternyata inilah ciri
unggulnya. Jika pempek panggang biasa setelah beberapa jam teksturnya mengeras,
tidak begitu dengan pempek panggang di sini. Rasa dan teksturnya tetap sama
seperti saat baru disajikan. Pempek panggang Pempek 88 juga memiliki rasa yang
sangat kuat bahkan mampu mengalahkan sambalnya sendiri. Menurut saya inilah
pengalaman baru dalam makan pempek.
Pempek Lenggang Goreng
Lenggang Goreng Pempek 88
Lenggang goreng
adalah kumpulan potongan kecil pempek yang
kemudian digoreng bersama telur sebagai perekatnya. Ini adalah favorit saya
karena, di sini pempek bertemu dengan telur dadar. Rasa khas telur yang
menyelimuti potongan pempek membuat kudapan ini menyenangkan untuk dikunyah.
Lenggang goreng dihidangkan bersama soun, cacahan timun, taburan ebi giling,
dan cuka. Lenggang goreng Pempek 88 memiliki rasa yang sedikit kenyal, khas,
empuk, dan enak. Ketika dimakan bersama lenggang goreng, anehnya rasa agak asam
dan manis cuka justru makin kentara. Berbeda dengan sewaktu cuka ditenggak
sendirian yang rasanya lebih dominan pedas.
Pempek Kapal Selam
Pempek Kapal Selam Pempek 88
Pempek kapal
selam adalah pempek isi telur dalam ukuran yang lebih besar. Kapal selam Pempek
88 disajikan dalam porsi yang pas. Ukurannya sekitar sekepal tangan orang
dewasa. Kapal selam di sini sudah diiris merekah dan disajikan bersama taburan
gilingan ebi, soun, dan cacahan timun. Patut diperhatikan bahwa ebi giling di
sini teksturnya dibuat sehalus bubuk. Saat berusaha membelah-belah anda juga akan
mendapati tekstur yang sedikit kenyal, empuk, dan matang merata. Pempek kapal
selam Pempek 88 ringan di mulut; sensasinya luar biasa ketika disantap bersama
cuka bahkan, pedasnya pun kalah dan hanya tersisa manis saja. Niscaya otak cuma
bakal berkonsentrasi pada nikmatnya pempek Belida ini.
Kesimpulannya: ada harga ada rupa. Pempek
88 memang sedikit lebih mahal tapi jelas rasa beda jauh dengan pempek biasa.
Pempek 88 tidak bersaing di level Tenggiri, mereka spesialis Belida. Pempek 88
sangat terasa ikannya; menurut saya mereka merepresentasikan citra pempek sesungguhnya.
Anda wajib coba pempek di sini! Jangan lupa pula bawa sedikit untuk yang di
rumah!
Supaya makin gamblang, anda bisa lihat video
saya tentang makanan kedua kedai tersebut di bawah. Maaf bila nantinya ada
beberapa kesalahan di sana.
*Ubah ke layar penuh (full screen) untuk tampilan lebih jelas!
Pempek Jalanan
Bandar Lampung memiliki sebaran penjaja
pempek dari pinggiran jalan sampai ke yang keliling-keliling di perkampungan.
Harga per biji mereka biasanya di bawah Rp1.000, rasanya lumayan. Sekolah juga
kadang jadi tempat yang bagus jika anda hendak mencari pempek murah. Anda bisa
menemukan beragam pempek dari mulai lenjer, pistel, sampai panggang. Walaupun
pempek tidak jadi menu sarapan seperti di Palembang tapi, cemilan ini tetap
amat lekat di hati warga Lampung.