Cerita Di Balik Ucihasantoso
Berawal saat saya memasuki masa 6
bulan pendekatan dengan si dia, Tepatnya pada februari 2011. Saya melihat
banyak hal menarik dari kisah ini. Lalu, untuk menindaklanjutinya saya membuat
sebuah grup di facebook. Guna berbagi soal tips trik PDKT. Tapi, tampaknya
tidak banyak yang tertarik. Karena, teman saya bilang bahwa saya belum punya
pacar.
Hal tentang punya dan tidak punya
pacar mewarnai pencarian dalam otak saya. Seiring berjalanya waktu saya mulai
paham bahwa pengetahuanlah yang terpenting. Anda boleh saja berpacaran sebanyak
yang anda mampu. Tapi, saya tidak pernah mendengar bahwa jumlah pengalaman
pacaran. Berbanding lurus dengan kemampuan memahami wanita.
Jadi, dari pemikiran itu saya
berkeputusan untuk memperdalam ilmu dengan hanya meneliti satu wanita. Saya
terinspirasi oleh kata seorang pakar kencan, Ronald Frank. Dia bilang bahwa, “Semua wanita itu sama.” Ya, setelah
saya membaca The Female Brain dan The Male Brain saya tahu bahwa dia benar.
Otak kedua gender memang tercipta dengan kebutuhan yang berbeda. Semakin banyak
yang saya ketahui tentang wanita. Semakin menyenangkanlah permainan ini.
Saya hanya menulis yang sudah saya
lakukan dan pikirkan. Diawali oleh keingintahuan akan cara kerja otak manusia
terhadap Cinta. Posting demi posting bertambah dan menjadi makin ilmiah. Orang
berkata bahwa tulisan saya terlalu teoritis. Tapi, saya tidak terlalu peduli
dengan kata mereka. Karena, saya tahu bahwa kelak akan banyak orang yang tidak
puas dengan penjelasan dangkal.
Di awal kemunculan blog, rasanya
seperti kekecewaan. Berhari-hari tanpa pengunjung dan statistik sulit bergerak dari
angka nol (0). Semua panduan SEO telah coba saya ikuti dan ada nasihat bijak
tentang traffic. Bahwa semua usaha perlu waktu untuk berhasil. Saya ikuti
petuah itu ditambah lagi saya percaya bahwa kontenlah yang membuat sebuah blog
tetap bertahan.
Saya membatasi posting hanya 1 bulan 2 kali
dan tidak boleh lebih. Kenapa? Ini untuk menjaga mutu dan membuat semuanya
terlihat lebih teratur. Posting pun saya upayakan seunik dan sesesuai mungkin
dengan kebutuhan orang. Butuh waktu 2 minggu hingga beberapa bulan guna
menyempurnakan sebuah artikel. Baik itu dari segi EYD, ide, dan juga sisi
ilmiahnya. Bagian tersulit adalah menemukan ide karena memang inilah dasar
sebuah posting.
Ide biasanya saya dapatkan dari
pemikiran dan percobaan pada objek bersangkutan. Lalu, hasilnya saya ingat dan
saya olah dalam otak untuk selanjutnya ditulis. Seperti ide tentang teman saya
yang sudah berkorban banyak tapi, masih tidak bisa mendapatkan cewek. Saya
terpikir untuk memasukan dia ke dalam golongan cowok baik. Lalu, posting saya
kembangkan dengan lebih banyak fakta ilmiah.
Hasilnya banyak orang yang mengakui
bahwa posting “Tipe Cowok yang Paling Gampang Ditolak Cewek” Telah membawa perubahan pada cara pikir mereka soal
PDKT. Saya sebisa mungkin menghindari pemakaian gaya bahasa yang terkesan
menggurui. Posting memang terlihat seperti terlalu banyak ide di dalamnya tapi,
itulah saya. Susunan artikel telah dimantapkan dengan urutan prolog, pengantar,
kata bijak, isi, dan daftar rujukan.
Untuk menunjang promosi dan
menjaring lebih banyak interaksi aktif dengan pembaca. Saya juga memanfaatkan
grup tadi dengan merubahnya jadi ucihasantoso wordpress share. Kenapa saya
tidak banyak menceritakan soal hubungan saya dan dia? Karena saya tahu bahwa
banyak hal dalam kisah Cinta saya yang agak aneh. Seperti: Usaha merebut dia
dari pacarnya dulu, teknik-teknik untuk membaca bahasa tubuh, metode mengulur
tanpa terlepas, dan banyak lagi.
Saya juga menemukan bahwa cara
paling romantis untuk mencintai wanita adalah dengan mempelajarinya. Jika
raja-raja jaman dahulu membuat monumen dan bangunan megah untuk isterinya. Saya
tidak punya kekuasaan sebanyak itu. Hal yang bisa saya lakukan hanyalah mencari
kata yang lebih tinggi dari “Perhatian
dan pengertian”. Serta mencari hal yang tidak bisa ia lupakan tentang cara
saya mencintai dia dengan seluruh kecerdasan yang saya miliki.