Sejauh yang diketahui, Bumi
merupakan satu-satunya planet yang bisa dihuni di jagat raya ini.
Bumi memiliki sistem biosfer unik yang merupakan interaksi kompleks
antara unsur organik dan non organik. Biosfer Bumi memiliki
keseimbangan komposisi dan hukum alam tersendiri. Komposisi ekosistem
biosfer dapat menoleransi perubahan hingga batas tertentu. Bila batas
tersebut terlampaui maka, akan terjadi efek buruk pada makhluk hidup
yang tinggal di dalamnya.
Revolusi ilmu pengetahuan dan
industri dua ratus tahun belakangan telah memengaruhi keseimbangan
alam. Teknologi yang di satu sisi bertujuan menyejahterakan manusia
namun, di sisi lain berdampak buruk pada lingkungan. Banyaknya kasus
penurunan kualitas kesehatan—bahkan hingga berujung kematian—yang
diakibatkan kerusakan ekosistem telah menyadarkan banyak kalangan.
Bisnis yang dulunya berorientasi keuntungan semata (tanpa
memerdulikan konservasi alam) kini mulai memasukan lingkungan sebagai
biaya eksternal. Perusahaan yang sadar lingkungan kian populer
akhir-akhir ini.
Jika perusahaan besar telah
memiliki kajian-organisasi khusus mengenai lingkungan. Bagaimana
dengan masyarakat perorangan? Masyarakat umumnya kurang mengerti
nilai penting lingkungan. Salah satu langkah yang bisa ditempuh guna
menyadarkan masyarakat ialah dengan memberi nilai lebih pada barang
yang tadinya terbuang. Beberapa contohnya ialah dengan penggunaan
kembali (reuse) bungkus deterjen sebagai bahan tas, mendaur ulang
sampah organik jadi kompos, atau menggunakan air sisa cucian untuk
menyiram tanaman.
Beberapa inovasi hijau juga
dapat diterapkan guna mengatasi kelangkaan energi, salah satunya
adalah biogas. Cubluk/septic tank yang lazimnya dimiliki per rumah,
kini bisa diubah jadi komunal. Rapatnya septic tank—yang sarat
ecoli—di pemukiman padat rawan mencemari air tanah.
Terpusatnya cubluk di satu tempat
akan meminimasi dampak tersebut. Selain itu, cubluk diketahui
menghasilkan metan yang berpotensi termanfaatkan sebagai bahan
pengganti LPG. Nantinya, akan ada pipa yang mengalirkan metan dari
cubluk ke reservoir sebelum akhirnya disalurkan ke rumah-rumah warga.
Konsep ini amat ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomi.
Lalu, bagaimana dengan
masyarakat desa yang MCK-nya belum baik? Apakah mereka juga bisa
menikmati biogas? Tentu bisa. Masyarakat dapat memanfaatkan kotoran
ternak yang sudah bercampur air dengan rasio tertentu sebagai bahan
metan. Adukan ini kemudian didiamkan dalam reaktor hingga
menghasilkan metan. Desa yang sawahnya masih luas dapat pula
memanfaatkan kulit ari beras sebagai bahan biogas. Kulit ari dicampur
air dengan takaran tertentu, dimasukan ke reaktor, kemudian tambahkan
starter effective microorganisms 4 (EM4)! Diamkan beberapa hari, lalu
tampung hasil metanya!
Bakteri EM4 |
Reaktor biogas skala lab |
Teknologi tepat guna yang dapat
diaplikasikan di mana saja selanjutnya adalah saringan air sederhana.
Kita dapat memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar,
seperti: Batu pecah (split), ijuk/sabut kelapa, arang batok, pasir,
kaleng, dan tawas. Pertama, lubangi kaleng agar bisa dimuati batu
pecah, ijuk, arang, dan pasir! Kedua, susun ijuk, pasir, batu pecah,
dan arang dengan urutan serta ketebalan tertentu! Ketiga, siapkan air
yang akan diolah! Masukan dalam bejana (batch), kemudian campurkan
dengan tawas! Keempat, aduk cepat selama beberapa saat lalu balas
dengan pengadukan lambat! Pengadukan lambat harus lebih lama dari
pengadukan cepat! Kelima, diamkan air hingga agak jernih lalu tuang
ke kaleng! Terakhir, tampung air hasil saringangan! Kini air siap
digunakan.
Air kotor |
Penuangan air ke dalam kaleng |
Air hasil keluaran |
Pengolahan ini persis dengan cara kerja instalasi PDAM. Pertama air disaring, lalu dimasukan ke unit koagulasi (pengadukan cepat), dilanjutkan ke flokulasi (pengadukan lambat), kemudian dialirkan ke bak sedimentasi, air berikutnya difiltrasi. Air yang telah memenuhi baku mutu selanjutnya ditampung dalam reservoir—sebelum disalurkan ke pelanggan. Pengolahan ini dapat menyisihkan partikel tersuspensi maupun terlarut, bau, serta beberapa logam. Bagi air yang hendak diminum sebaiknya dimasak terlebih dahulu guna mematikan kuman. Teknologi ini cocok untuk daerah yang kekurangan air bersih dan tidak terjangkau PAM.
Keterangan di atas setidaknya
akan memberi solusi untuk beberapa masalah global seperti pengelolaan
limbah, kelangkaan air, dan energi. Selain solusi-solusi di atas, ada
beberapa hal yang juga dapat kita lakukan guna melestarikan
lingkungan. Misalnya dengan tidak membakar sampah—utamanya plastik.
Sebab asap plastik mengandung senyawa racun yang dapat memicu kanker
(karsinogen). Langkah sederhana lainya adalah dengan meminimasi
pemakaian kantung plastik. Karena apabila terbuang, plastik akan
sulit diurai oleh tanah. Anjuran terakhir tapi paling penting adalah
penghematan kertas, ini karena kertas terbuat dari pohon. Makin
banyak kertas dikonsumsi, makin banyak pula pohon yang akan ditebang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar